HELLO, WELCOME TO MY BLOG! Kursor Blog
Image by Cool Text: Free Logos and Buttons - Create An Image Just Like This

Jumat, 22 November 2013

KOMPOSIT - MATERIAL TEKNIK



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Serat sebagai elemen penguat sangat menentukan sifat mekanik dari komposit karena meneruskan beban yang didistribusikan oleh matrik. Orientasi, ukuran, danbentuk serta material serat adalah faktor-faktor yang mempengaruhi property mekanik dari lamina.
Serat alam yang dikombinasikan dengan resin sebagai matrik akan dapat menghasilkan komposit alternatif yang salah satunya berguna untuk aplikasi material industri. Dengan memvariasikan lebar serat woven tersebut diharapkan akan didapatkan hasil properti mekanik komposit yang maksimal untuk mendukung pemanfaatan komposit alternatif.
Dalam pembahasan komposit penguat serat alam acak yang dicontohkan dengan bambu memiliki keunggulan komposit serat bambu dibandingkan dengan fiber glass adalah komposit serat bambu lebih ramah lingkungan karena mampu terdegradasi secara alami dan harganya pun lebih murah dibandingkan fiber glass. Sedangkan fiber glass sukar terdegradasi secara alami. Selain itu fiber glass juga menghasilkan gas CO dan debu yang berbahaya bagi kesehatan jika fiber glass didaur ulang, sehingga perlu adanya bahan alternatif pengganti fiber glass tersebut.       
Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat istimewa yang sulit didapat dari logam. Komposit merupakan material alternative yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.



1.2  RUMUSAN MASALAH
Dengan  latar  belakang  permasalahan di atas,  maka  perumusan  masalah  yang  diketengahkan dalam penyusunan makalah ini penulisan merumuskan masalah sebagai berikut :
1.     Apakah material komposit itu?
2.     Apa saja jenis-jenis dari material komposit?
3.     Apa saja contoh material komposit itu?
4.     Apa kelebihan dan kekurangan material komposit itu?

1.3  BATASAN MASALAH
Untuk    menghindari  semakin    meluasnya masalah yang    akan    di    bahas  maka  penyusun perlu  membatasi  masalah,  yang  akan  dibahas yaitu  tentang pengertian material komposit, jenis-jenis material komposit, dan contoh dari material komposit.

1.4  MAKSUD DAN TUJUAN
Dengan  perumusan  masalah  sebagaimana di kemukakan diatas, maka yang menjadi tujuan makalah ini adalah :
1.  Menerapkan  ilmu-ilmu  yang  di  pelajari selama kuliah dan bekerja.
2.  Mengembangkan  dan  menginformasikan tentang material komposit.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MATERIAL KOMPOSIT
Material komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi antara dua atau lebih material pembentuknya melalui pencampuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing material pembentuknya berbeda. Material komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari pada logam, memiliki kekuatan bisa diatur yang tinggi (tailorability), memiliki kekuatan lelah (fatigue) yang baik, memiliki kekuatan jenis (strength/weight) dan kekakuan jenis (modulus Young/density) yang lebih tinggi daripada logam, tahan korosi, memiliki sifat isolator panas dan suara, serta dapat dijadikan sebagai penghambat listrik yang baik, dan dapat juga digunakan untuk menambal kerusakan akibat pembebanan dan korosi (Sirait, 2010).
Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih yang tetap terpisah dan berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen tunggal (www.id.wikipedia.org)
Penjelasan lain tentang komposit juga diutarakan oleh Van Rijswijk, M.Sc, dkk (2001), dalam bukunya Natural FibreComposites, komposit adalah bahan hibrida yang  terbuat dari resin polimer diperkuat dengan serat, menggabungkan sifat-sifat mekanik dan fisik.
Ada tiga faktor yang menentukan sifat-sifat dari material komposit, yaitu:
1. Material pembentuk. Sifat-sifat intrinsik  material pembentuk memegang peranan yang sangat penting terhadap pengaruh sifat kompositnya.
2. Susunan struktural komponen. Dimana bentuk serta orientasi dan ukuran tiaptiap komponen penyusun struktur dan distribusinya merupakan faktor penting yang memberi kontribusi dalam penampilan komposit secara keseluruhan.
3. Interaksi antar komponen. Karena komposit merupakan campuran atau kombinasi komponen-komponen yang berbeda baik dalam hal bahannya maupun bentuknya, maka sifat kombinasi yang diperoleh pasti akan berbeda (Sirait, 2010).
            Secara umum material komposit tersusun dari dua komponen utama yaitu matrik (bahan pengikat) dan filler (bahan pengisi). Filler adalah bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan komposit, biasanya berupa serat atau serbuk. Gibson  (1984) mengatakan bahwa matrik dalam struktur komposit bisa berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik. Matrik secara umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi satu struktur komposit.

            2.2 KLASIFIKASI BAHAN KOMPOSIT
Klasifikasi bahan komposit dapat dibentuk dari sifat dan sturkturnya. Bahan komposit dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenis. Secara umum klasifikasi komposit yang sering digunakan antara lain seperti :
      1. Klasifikasi menurut kombinasi material utama, seperti metal-organic atau metal anorganic.
      2.      Klasifikasi menurut karakteristik bult-from, seperti system matrik atau laminate.
      3.      Klasifikasi menurut istribusi unsure pokok, seperti continous dan disontinous.
      4.      Klasifikasi menurut fungsinya, seperti elektrikal atau structural (Schwartz, 1984)
Sedangkan klasifikasi menurut komposit serat (fiber-matrik composites) dibedakan menjadi beberapa macam antara lain :
      1.      Fiber composite (komposit serat) adalah gabungan serat dengan matrik
      2.      Filled composite adalah gabungan matrik continous skeletal dengan matrik yang kedua
      3.      Flake composite adalah gabungan serpih rata dengan metrik
      4.      Particulate composite adalah gabungan partikel dengan matrik
      5.      Laminate composite adalah gabungan lapisan atau unsur pokok lamina (Schwartz, 1984 : 16)
Secara umum bahan komposit terdiri dari dua macam, yaitu bahan komposit partikel (particulate composite) dan bahan komposit serat (fiber composite). Bahan komposit partikel terdiri dari partikel–partikel yang diikat oleh matrik. Bentuk partikel ini dapat bermacam–macam seperti bulat, kubik, tetragonal atau bahkan berbentuk yang tidak beraturan secara acak. Sedangkan bahan komposit serat terdiri dari serat – serat yang diikat oleh matrik. Bentuknya ada dua macam yaitu serat panjang dan serat pendek.
           
                        2.2.1 Bahan Komposit Partikel
Dalam struktur komposit, bahan komposit partikel tersusun dari partikel–partikel disebut bahan komposit partikel (particulate composite) menurut definisinya partikel ini berbentuk beberapa macam seperti bulat, kubik, tetragonal atau bahkan berbentuk yang tidak beraturan secara acak, tetapi rata–rata berdimensi sama. Bahan komposit partikel umunya digunakan sebagai pengisi dan penguat bahan komposit keramik (ceramic matrik composites). Bahan komposit partikel pada umunya lebih lemah dibanding bahan komposit serat. bahan komposit partikel mempunyai keunggulan, seperti ketahanan terhadap aus, tidak muda retak dan mempunyai daya pengikat dengan matrik yang baik.

                        2.2.2 Bahan Komposit Serat
Unsur utama komposit adalah serat yang mempunyai banyak keunggulan, oleh karena itu bahan komposit serat yang paling banyak dipakai. Bahan komposit serat terdiri dari serat–serta yang terikat oleh matrik yang saling berhubungan. Bahan komposit serat ini terdiri dari dua macam, yaitu serat panjang (continous fiber) dan serat pendek (short fiberdan whisker). Dalam laporan ini diambil bahan komposit serat (fiber composite). Penggunaan bahan komposit serat sangat efesien dalam menerima beban dan gaya. Karena itu bahan komposit serat sangat kuat dan kaku bila dibebani searah serat, sebaliknya sangat lemah bila dibebani dalam arah tegak lurus serat.
Komposit serat dalam dunia industry mulai dikembangkan dari pada menggunakan bahan partikel. Bahan komposit serat mempunyai keunggulan yang utama yaitu strong(kuat), stiff (tangguh), dan lebi tahan terhadap panas pada saat didalam matrik (Schwartz, 1984). Dalam penggembangan teknologi pengolahan serat, membuat serat sekarang semakin diunggulkan dibandingkan material–material yang digunakan. Cara yang digunakan untuk mengkombinasi serat berkekuatan tarik tinggi dan bermodulus elastisitas tinggi dengan matrik yang bermassa ringan, berkekuatan tarik renda, serta bermodulus elastisitas rendah makin banyak dikembangkan guna untuk memperoleh hasil yang maksimal. Komposit pada umumnya mengunakan bahan plastik yang merupakan material yang paling sering digunakan sebagai bahan pengikat seratnya selain itu plastic mudah didapat dan mudah perlakuannya, dari pada bahan dari logam yang membutuhkan bahan sendiri.

2.3  TIPE KOMPOSIT SERAT
Untuk memperoleh komposit yang kuat harus dapat menempatkan serat dengan benar. Berdasarkan penempatanya terdapat beberapa tipe serat pada komposit yaitu :
1.      Continuous Fiber Composite
Continuous atau uni-directional, mempunyai serat panjang dan lurus, membentuk lamina diatara matriknya. Jenis komposit ini paling sering digunakan. Tipe ini mempunyai kelemahan pada pemisahan antar lapisan. Hal ini dikarnakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh matriknya.
2.      Woven Fiber Composite (bi-dirtectional)
Komposit ini tidak mudah dipengaruhi pemisahan antar lapisan karena susunan seratnya juga mengikat serat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat memanjangnya yang tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan kekakuan akan melemah.
3.      Discontinuous Fiber Composite
Discontinuous Fiber Composite adalah tipe komposit dengan serat pendek.
Tipe ini dibedakan lagi menjadi 3 ( Gibson, 1994 : 157 ) :
a.       Aligned discontinuous fiber
b.      Off-axis aligned discontinuous fiber
c.       Randomly oriented discontinuous fiber
4.      Hybrid Fiber Composite
Hybrid Fiber Composite merupakan komposit gabungan antara serat tipe serat lurus dengan serat acak. Tipe ini digunakan supaya dapat mengganti kekurangan sifat dari kedua tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.

2.4 BAGIAN UTAMA DARI KOMPOSIT

2.4.1  Reinforcement
Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement (penguat) yang berfungsi sebagai penanggung beban utama pada komposit.

Serat Gelas
Glass fiber adalah bahan yang tidak mudah terbakar. Serat jenis ini biasanya digunakan sebagai penguat matrik jenis polymer. Komposisi kimia serat gelas sebagain besar adalah SiO2 dan sisanya adalah oksida-oksida alumunium (Al), kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), dan unsur-unsur lainnya.
Berdasarkan bentuknya serat gelas dapat dibedakan menjadi beberapa macam antaralain (Santoso, 2002):
a.      Roving
Berupa benang panjang yang digulung mengelilingi silinder.
b.      Yarn
Berupa bentuk benang yang lekat dihubungkan pada filamen.
c.       Chopped Strand
Adalah strand yang dipotong-potong dengan ukuran tertentu kemudian digabung menjadi satu ikatan.
d.      Reinforcing Mat
Berupa lembaran chopped strand dan continuous strand yang tersusun secara acak.
e.   Woven Roving
Berupa benang panjang yang dianyam dan digulung pada silinder
f.       Woven Fabric
Berupa serat yang dianyam seperti kain tenun.
Berdasarkan jenisnya serat gelas dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain (Nugroho, 2007):
a.      Serat E-Glass
Serat E-Glass adalah salah satu jenis serat yang dikembangkan sebagai penyekat atau bahan isolasi. Jenis ini mempunyai kemampuan bentuk yang baik.
b.      Serat C-Glass
Serat C-Glass adalah jenis serat yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap korosi.
c.       Serat S-Glass
Serat S-Glass adalah jenis serat yang mempunyai kekakuan yang tinggi.

2.4.2 Matrik
Matrik adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi volume terbesar (dominan). Matrik mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mentransfer tegangan ke serat secara merata.
b. Melindungi serat dari gesekan mekanik.
c. Memegang dan mempertahankan serat pada posisinya.
d. Melindungi dari lingkungan yang merugikan.
e. Tetap stabil setelah proses manufaktur.
Sifat-sifat matrik (Ellyawan, 2008) :
a. Sifat mekanis yang baik.
b. Kekuatan ikatan yang baik.
c. Ketangguhan yang baik.
d. Tahan terhadap temperatur.
Menurut Gibson (1994) matrik dalam struktur komposit dapat dibedakan menjadi:

2.4.2.1 Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)
Bahan ini merupajan bahan komposit yang sering digunakan, biasa disebut polimer berpenguat serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or Plastics). Bahan ini menggunakan suatu polimer berbahan resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya. Komposit ini bersifat :
1)   Biaya pembuatan lebih rendah
2)   Dapat dibuat dengan produksi massal       
3)   Ketangguhan baik
4)   Tahan simpan
5)   Siklus pabrikasi dapat dipersingkat
6)   Kemampuan mengikuti bentuk
7)   Lebih ringan.
Jenis polimer yang sering digunakan (Sudira, 1985) :
1.      Thermoplastic
Thermoplastic adalah plastik yang dapat dilunakkan berulang kali (recycle) dengan menggunakan panas. Thermoplastic merupakan polimer yang akan menjadi keras apabila didinginkan. Thermoplastic akan meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan. Contoh dari thermoplastic yaitu Poliester, Nylon 66, PP, PTFE, PET, Polieter sulfon, PES, dan Polieter eterketon (PEEK).
2.      Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan thermoset melainkan akan membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin. Plastik jenis thermoset tidak begitu menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit penanganannya juga volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang bersifat thermoplastic. Contoh dari thermoset yaitu Epoksida, Bismaleimida (BMI), dan Poli-imida (PI).
Aplikasi PMC yaitu sebagai berikut :
1)   Matrik berbasis poliester dengan serat gelas
a)      Alat-alat rumah tangga
b)      Panel pintu kendaraan
c)      Lemari perkantoran
d)     Peralatan elektronika.
2)   Matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas (kotak air radiator)
3)   Matrik berbasis termoset dengan serat carbon
a)    Rotor helikopter
b)   Komponen ruang angkasa
c)    Rantai pesawat terbang


2.4.2.2 Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)
Bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida. Kelebihan MMC dibandingkan dengan PMC :
1)   Transfer tegangan dan regangan yang baik.
2)   Ketahanan terhadap temperature tinggi     
3)   Tidak menyerap kelembapan.
4)   Tidak mudah terbakar.
5)   Kekuatan tekan dan geser yang baik.
6)   Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik

Kekurangan MMC :
1)   Biayanya mahal
2)   Standarisasi material dan proses yang sedikit
 Matrik pada MMC :
1)   Mempunyai keuletan yang tinggi
2)   Mempunyai titik lebur yang rendah
3)   Mempunyai densitas yang rendah
4)   Contoh : Almunium beserta paduannya, Titanium beserta paduannya, Magnesium beserta paduannya.

                    Proses pembuatan MMC :
1)   Powder metallurgy
2)   Casting/liquid ilfiltration
3)   Compocasting
4)   Squeeze casting

                    Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :
1)   Komponen automotive (blok-silinder-mesin,pully,poros gardan,dll)
2)   Peralatan militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll)
3)   Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang)
4)   Peralatan Elektronik

2.4.2.3 Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)
Bahan ini menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitride. Matrik yang sering digunakan pada CMC adalah :
1)   Gelas anorganic.
2)   Keramik gelas
3)   Alumina
4)   Silikon Nitrida

Keuntungan dari CMC :
1)   Dimensinya stanil bahkan lebih stabil daripada logam
2)   Sangat tanggung , bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari cast iron
3)   Mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus
4)   Unsur  kimianya stabil pada temperature tinggi
5)   Tahan pada temperatur tinggi (creep)
6)   Kekuatan & ketangguhan tinggi, dan ketahanan korosi
Kerugian dari CMC :
1)   Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar
2)   Relative mahal dan non-cot effective
3)   Hanya untuk aplikasi tertentu
Aplikasi CMC, yaitu sebagai berikut :
1)   Chemical processing = Filters, membranes, seals, liners, piping, hangers
2)   Power generation = Combustorrs, Vanrs, Nozzles, Recuperators, heat exchange tubes, liner
3)   Wate inineration = Furnace part, burners, heat pipes, filters, sensors.
4)   Kombinasi dalam rekayasa wisker SiC/alumina polikristalin untuk perkakas potong.
5)   Serat grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser.
6)   Grafit/keramik gelas untuk bantalan,perapat dan lem.
7)   SiC/litium aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin panas.


2.5 BAHAN PEMBENTUK KOMPOSIT
Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6 macam sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing. Sebagai bahan utama yaitu erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, sedangkan sebagai bahan finishing antara lain : aseton, PVA, mirror, cobalt, dan dempul.
1.      Aerosil
Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi berwarna putih. Berfungsi sebagai perekat mat agar fiberglass menjadi kuat dan tidak mudah patah/pecah.

2.      Pigment
Pigmen adalah zat pewarna sebagai pencampur saat bahan fiberglass dicampur. Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.

3.      Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening. Berfungsi untuk mencairkan/ melarutkan sekaligus juga mengeraskan semua  bahan yang akan dicampur. Biasanya bahan ini dijual dalam literan atau dikemas dalam kaleng.

4.      Katalis
Zat ini berwarna bening dan berfungsi sebagai pengencer. Zat kimia ini biasanya dijual bersamaan dengan resin, dan dalam bentuk pasta. Perbandingannya adalah resin 1 liter dan katalisnya 1/40 liter.

5.      Talk
Sesual dengan namanya bahan  ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu. Berfungsi sebagal campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.

6.      Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang. Berfungsi sebagai pelapis campuran adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tersebut bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak  getas.
7.      Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya seperti katalis yaitu untuk mencairkan  resin. Zat  ini digunakan apabila  adonan  terlalu kental yang akan mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.

8.      PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk melapis antara master mal/cetakan dengan bahan fiberglass. Tujuannya adalah agar kedua bahan tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan mudah dari master mal atau cetakannya.

9.      Mirror
Sesuai namanya, manfäatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam macam.

10.  Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan. Berfungsi sebagai bahan aktif pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik dan terlalu encer. Bahan ini dapat dikategorikan sebagai bahan penyempurna, sebab tidak semua bengkel menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin yang digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3 liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan api.

11.  Dempul fiberglass
Setelah  hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan. Tujuannya agar permukaan fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengerjaan lebih lanjut.

2.6 KARAKTERISTIK MATERIAL KOMPOSIT

2.6.1 Sifat – sifat Material Komposit
Dalam pembuatan sebuah material komposit, suatu pengkombinasian optimum dari sifat-sifat bahan penyusunnya untuk mendapatkan sifat-sifat tunggal sangat diharapkan. Beberapa material komposit polymer diperkuat serbuk yang memiliki kombinasi sifat-sifat yang ringan, kaku, kuat dan mempunyai nilai kekerasan yang cukup tinggi. Disamping itu juga sifat dari material komposit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu material yang digunakan sebagai bentuk komponen dalam komposit, bentuk geometri dari unsur-unsur pokok dan akibat struktur dari sistem komposit, cara dimana bentuk satu mempengaruhi bentuk lainnya
Menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa bahan komposit mmpunyai cirri-ciri yang berbeda dan komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan cirri tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya. Disamping itu konstituen asal masi kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.
Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari fasa yang tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalu terdiri dari serat atau bahan pengukuh, manakalah yang berterusannya terdiri dari matriks.

2.6.2 Jenis – jenis Material Komposit

2.6.2.1 Material Komposit Serat
Material komposit serat yaitu komposit yang terdiri dari serat dan bahan dasar yang diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat + resin sebagai bahan perekat, sebagai contoh adalah FRP (Fiber Reinforce Plastic) plastik diperkuat dengan serat dan banyak digunakan, yang sering disebut fiber glass.

2.6.2.2 Komposit Lapis (Laminated Composite)
Komposit lapis yaitu komposit yang terdiri dari lapisan dan bahan penguat, contohnya polywood, laminated glass yang seringdigunakan sebagai bahan bangunan dan kelengkapannya.

2.6.2.3 Komposit Partikel (Particulate Composite)
Komposit partikel yaitu komposit yang terdiri dari partikel dan bahan penguat seperti butiran (batu dan pasir) yang diperkuat dengan semen yang sering kita jumpai sebagai betin.

2.6.3      Propertis Material Komposit
Kemajuan kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap bahan komposit. Perkembangan bidang sciences  dan teknologi mulai  menyulitkan  bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Bidang angkasa lepas, perkapalan, automobile dan industri  pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang memerlukan bahan-bahan yang berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan tegar. Dalam kebanyakan bahan konvensional seperti keluli, walaupun kuat ia mempunyai density yang tinggi dan rapuh. Sifat maupun karakteristik  dari komposit ditentukan oleh :
a.    Material yang menjadi penyusun komposit
Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material penyusun menurut rule of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.
b.    Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun
Bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik komposit.
c.    Interaksi antar penyusun
Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.


2.6.4 Kelebihan Material Komposit
Material komposit mempunyai beberapa  kelebihan berbanding dengan bahan konvensional  seperti  logam.  Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari beberapa sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal dan biaya. Seperti yang diuraikan dibawah ini :

a.       Sifat-sifat mekanikal dan fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan  peranan penting dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta dapat menghasilkan komposit  yang  mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari bahan konvensional seperti keluli.
b.      Biaya
Faktur biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu perkembangan  industri  komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan penghasilan suatu produk yang seharusnya  memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya bahan mentah, pemrosesan, tenaga manusia, dan sebagainya.

2.6.5 Kekurangan Material Komposit

a.       Tidak tahan terhadap beban shock (kejut) dan crash (tabrak) dibandingkan dengan metal.
b.      Kurang elastis
c.       Lebih sulit dibentuk secara plastis.

2.6.6 Kegunaan Material Komposit
Penggunaan material komposit sangat luas, yaitu untuk :
a.    Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.
b.    Kesehatan = Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang
c.    Marine / Kelautan = Kapal layar, Kayak
d.   Industri Pertahanan = Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal selam
e.    Industri Pembinaan = Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks.
f.     Olah raga dan rekreasi = Sepeda, Stick golf, Raket tenis, Sepatu olah raga
g.    Automobile = Komponen mesin, Komponen kereta
h.    Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.




2.6.7 Contoh Material Komposit

1.   Plastik diperkuat fiber:
a.    Diklasifikasikan oleh jenis fiber :
1)   Wood (cellulose fibers in a lignin and hemicellulose matrix)
2)   Carbon-fibre reinforced plastic atau CRP
3)   Glass-fibre reinforced plastic atau GRP (informally, "fiberglass")
b.    Diklasifikasikan oleh matriks:
1)   Komposit Thermoplastik
a)    long fiber thermoplastics or long fiber reinforced thermoplastics
b)   glass mat thermoplastics
2)   Thermoset Composites

2.    Metal matrix composite MMC:
a.    Cast iron putih
b.    Hardmetal (carbide in metal matrix)
c.    Metal-intermetallic laminate

3.   Ceramic matrix composites:
a.    Cermet (ceramic and metal)
b.    concrete
c.    Reinforced carbon-carbon (carbon fibre in a graphite matrix)
d.   Bone (hydroxyapatite reinforced with collagen fibers)

4.   Organic matrix/ceramic aggregate composites
a.    Mother of Pearl
b.    Syntactic foam
c.    Asphalt concrete
5.   Chobham armour (lihat composite armour)

6.   Engineered wood
a.    Plywood
b.    Oriented strand board
c.    Wood plastic composite (recycled wood fiber in polyethylene matrix)
d.   Pykrete (sawdust in ice matrix)

7.   Plastic-impregnated or laminated paper or textiles
a.    Arborite
b.    Formica (plastic)























BAB III
PENUTUP


3.1 SIMPULAN

            Material komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi antara dua atau lebih material pembentuknya melalui pencampuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing material pembentuknya berbeda. Material komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari pada logam, memiliki kekuatan bisa diatur yang tinggi (tailorability), memiliki kekuatan lelah (fatigue) yang baik, memiliki kekuatan jenis (strength/weight) dan kekakuan jenis (modulus Young/density) yang lebih tinggi daripada logam, tahan korosi, memiliki sifat isolator panas dan suara, serta dapat dijadikan sebagai penghambat listrik yang baik, dan dapat juga digunakan untuk menambal kerusakan akibat pembebanan dan korosi.















BAB IV
DAFTAR PUSTAKA


http://forum.upi.edu diakses pada tanggal 31 Mei 2013
http://eatrenkz.blogspot.com diakses pada tanggal 31 Mei 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Material_komposit diakses pada tanggal 31 Mei 2013
http://taufik-yoriwe.blogspot.com diakses pada tanggal 31 Mei 2013

oLEH :OVITA LAURA